1. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi suatu negara sangat mempengaruhi nilai mata uangnya. Semakin rendah tingkat inflasinya maka semakin kuat pula nilai mata uangnya. Hal ini juga berpengaruh pada daya beli masyarakat di negara tersebut. Misalnya, negara A memiliki tingkat infalsi yang cukup tinggi, berarti masyarakat negara A tersebut memiliki daya beli yang rendah dikarenakan nilai mata uang mereka tidak kuat. Sementara itu, di suatu negara ygtingkat inflasinya rendah, memungkinkan masyarakatnya memiliki daya beli yang tinggi yang menjadi kan mereka negara yang makmur.
2. Suku Bunga
Bank Indonesia misalnya, dapat turun tangan untuk mengatasi inflasi dan mempengaruhi nilai tukar mata uang
dengan mengubah tingkat suku bunga. Jika suku bunga Indonesia tinggi
maka permintaan mata uang rupiah akan bertambah dan investor baik lokal
maupun mancanegaraakan tertarik berinvestasi demi keuntungan yang lebih besar. Tetapi jika inflasi semakin meningkat
investor akan keluar untuk menghindari kerugian sampai bank pusat
kembali menaikkan suku bunga. Sebaliknya, jika bank Indonesia menurunkan
suku bunga, maka nilai tukar uang akan semakin lemah.
3. Tingkat Pendapatan yang Relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata
uang asing adalah laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar
negeri. Laju pertumbuhan pendapatan dalam negeri diperkirakan akan
melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri
akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan
supply yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar