Hi Readers!
Tulisan di bawah ini merupakan pengalaman pribadi yang cukup berkesan bagi saya. Disajikan dalam bentuk cerpen dan sudah melalui tahap penyuntingan sehingga kejadian sebetulnya tidak persis tergambar. Tapi selow! Tidak mengurangi pesan yang ingin saya sampaikan kok. Hanya pengamanan privasi saja,hehe.
Saya fikir, mungkin readers yang mampir ke blog saya boleh juga untuk mengetahuinya, terutama untuk kalian Ladies. Ada pembelajaran penting untuk kalian ketahui. Coba temukan!
Di suatu sore
yang cerah sehabis pulang sekolah. Anne mampir dahulu ke toko
DVD untuk membeli beberapa DVD detective kesukaannya.
Lengkap dengan baju seragamnya, Anne berdiri di pinggir jalan menunggu becak
yang lewat. Ya, dia sudah selesai dengan belanjaannya dan ingin pulang.
“Mau kemana nak?”
“Ke Ayahanda Wak.”
Begitu duduk.
Anne langsung saja menyiapkan earphonenya, kebiasaan Anne setiap diperjalanan
pulang selalu mendengarkan musik. Tapi kali ini tidak. Ketika dia baru saja mau
memasangnya, Uwak tukang becak itu mengajaknya ngobrol. Anne
hanya merespon sekadarnya saja. Karena dia juga sudah lelah dan ingin rileks
bersama musiknya. Tapi tak mungkin baginya untuk tidak mengindahkan Uwak tersebut.
“Kamu sekolah dimana nak?”
“Di President International High
School, Wak”
“Nah loh, itu kan jauh dari
tempat kamu tadi.”
“Iya Wak. Tadi saya mampir
sebentar untuk membeli sesuatu.”
“Kamu sendirian saja tadi?”
"Eh.. iya Wak."
“Masa sih sendiri? Ga bareng pacarnya? Kok pulangnya tidak diantarin?”
“Nggak kok pak.”
“Haha, baiklah. Kamu tau
sesuatu?”
“Apaan Wak?”
“Bukannya Uwak mau sok-sokan
nasehatin kamu. Tapi asal kamu tahu saja
ya nak. Laki-laki itu gak ada yang serius di masa kamu gini. Mereka semua itu
masih main-main.”
“Maksudnya Wak?”
“Mereka pacaran hanya untuk
senang-senang saja. Kalau kamu kenapa-kenapa, dia tidak akan mau bertanggungjawab. Lagian di umur
kaya kalian ini, gak ada gunanya pacaran itu.”
“Tapikan gak semuanya gitu Wak?”
“ Kata siapa? Omong kosong! Uwak kan laki-laki dan pernah muda, jadi Uwak tahu belangnya kaum lelaki ini bagaimana.”
“Ah masa Wak? Bahkan yang baik
sekalipun?”
“Apa kamu bener-bener yakin dia
itu baik? Nak, mungkin memang benar dia itu baik. Tapi kita semua kan punya
nafsu. Nah masalahnya kan kita gak bisa jamin dia ataupun kita gak terikut hawa
nafsu?”
“Iya sih, Uwak benar.”
“Memang. Lagian. Dia juga
ngajakin keluar bukan dari uang hasil dirinya sendiri kan? Masih minta sama orang tua aja
udah berani ngajakin anak orang pacaran.”
“Berarti uwak dulu tidak pernah
pacaran lah ya Wak?”
“Hahahaha, kamu ini. Saya bisa
ngomong begini karena saya dulu pernah pacaran nak. Karena itu saya bongkar
sama kamu. Intinya, kalau pacaran itu, perempuanlah yang paling rugi nak.
Sedangkan laki-laki itu selalu untung, apa pun kondisinya.”
“Selalu????”
“Nanti kamu akan paham sendiri.”
“Jadi saya ga boleh pacaran
Wak?”
“Hahaha. Kalau uda terlanjur ya
gimana lagi. Tapi kalau bisa gausa dulu. Lebih baik kamu sekolah dulu
bener-bener. Sukseskan sekolahmu, trus anjak karirmu. Biar yang suka sama kamu
juga Lelaki yang sederajat, punya uang sendiri, dan yang bertanggungjawab.
Masalah jodoh mah, halaaah! Kalau kamu uda sukses, yang nyamperin banyak, terus...
kaya kaya lagi. Buat apa mau jadi pacar orang yang pribadinya masih kere.”
“Hahahaha Uwak ini.. mantap
mantap!”
“Apalagi fisik kamu ada, wajah cantik. Ideal lah jadi
inceran.”
“Hahaha Uwak ini bisa saja.”
“ Apalagi nak? Tinggal
dilengkapi aja dengan prestasi. Masalah Laki-laki gausa dipikirin. Datang
sendiri nanti itu, apalagi ketika kamu sukses nanti. Tinggal pilih aja yang
paling kaya hahahaha.”
“Hahaha iya juga ya Wak ya..
kalau fokus study sekarang, sukses kemudian, yang dateng pun yang berkualitas.
Bener bener bener!!”
“Haha bagus lah kalau sadar. Oya
ini belok mana nak?”
“Oh ehh belok kanan Wak, iya itu
Ambassy Residence....”
Anne pun tiba
dirumahnya tepat pukul 16:00 WIB. Tak lupa, Anne membayar ongkos dan berterima kasih kepada Uwak asing yang sudah memberikan
gambaran yang tak akan dilupakannya. “Sungguh betapa baiknya Uwak itu.” batin
Anne. Dia pun memasuki rumah dengan senyum yang mengembang.
Bagaimana? Sudah ketemu Ladies?
Semoga kita semakin cerdas ya ladies dan tak galau galau wae
Bagaimana gentlemen, ada yang ingin menyangkal? Menambahkan? Sok atuh, comment wae:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar