Visitors

Senin, 27 April 2015

Diary 1 : Kata Uwak Becak Sih....

Hi Readers!

Tulisan di bawah ini merupakan pengalaman pribadi yang cukup berkesan bagi saya. Disajikan dalam bentuk cerpen dan sudah melalui tahap penyuntingan sehingga kejadian sebetulnya tidak persis tergambar. Tapi selow! Tidak mengurangi pesan yang ingin saya sampaikan kok. Hanya pengamanan privasi saja,hehe.
Saya fikir, mungkin readers yang mampir ke blog saya boleh juga untuk mengetahuinya, terutama untuk kalian Ladies. Ada pembelajaran penting untuk kalian ketahui. Coba temukan!


Di suatu sore yang cerah  sehabis pulang sekolah.  Anne mampir dahulu ke toko DVD untuk membeli beberapa DVD detective kesukaannya. Lengkap dengan baju seragamnya, Anne berdiri di pinggir jalan menunggu becak yang lewat. Ya, dia sudah selesai dengan belanjaannya dan ingin pulang. 
“Mau kemana nak?”
“Ke Ayahanda Wak.”
Begitu duduk. Anne langsung saja menyiapkan earphonenya, kebiasaan Anne setiap diperjalanan pulang selalu mendengarkan musik. Tapi kali ini tidak. Ketika dia baru saja mau memasangnya, Uwak tukang becak itu mengajaknya ngobrol. Anne hanya merespon sekadarnya saja. Karena dia juga sudah lelah dan ingin rileks bersama musiknya. Tapi tak mungkin baginya untuk tidak mengindahkan Uwak tersebut.
“Kamu sekolah dimana nak?”
“Di President International High School, Wak”
“Nah loh, itu kan jauh dari tempat kamu tadi.”
“Iya Wak. Tadi saya mampir sebentar untuk membeli sesuatu.”
“Kamu sendirian saja tadi?”
"Eh.. iya Wak."
“Masa sih sendiri? Ga bareng pacarnya? Kok pulangnya tidak diantarin?”
“Nggak kok pak.”
“Haha, baiklah. Kamu tau sesuatu?”
“Apaan Wak?”
“Bukannya Uwak mau sok-sokan nasehatin kamu. Tapi asal kamu tahu  saja ya nak. Laki-laki itu gak ada yang serius di masa kamu gini. Mereka semua itu masih main-main.”
“Maksudnya Wak?”
“Mereka pacaran hanya untuk senang-senang saja. Kalau kamu kenapa-kenapa, dia tidak  akan mau bertanggungjawab. Lagian di umur kaya kalian ini, gak ada gunanya pacaran itu.”
“Tapikan gak semuanya gitu Wak?”
“ Kata siapa? Omong kosong! Uwak kan laki-laki dan pernah muda, jadi Uwak tahu belangnya kaum lelaki ini bagaimana.”
“Ah masa Wak? Bahkan yang baik sekalipun?”
“Apa kamu bener-bener yakin dia itu baik? Nak, mungkin memang benar dia itu baik. Tapi kita semua kan punya nafsu. Nah masalahnya kan kita gak bisa jamin dia ataupun kita gak terikut hawa nafsu?”
“Iya sih, Uwak benar.”
“Memang. Lagian. Dia juga ngajakin keluar bukan dari uang hasil dirinya sendiri kan? Masih minta sama orang tua aja udah berani ngajakin anak orang pacaran.”
“Berarti uwak dulu tidak pernah pacaran lah ya Wak?”
“Hahahaha, kamu ini. Saya bisa ngomong begini karena saya dulu pernah pacaran nak. Karena itu saya bongkar sama kamu. Intinya, kalau pacaran itu, perempuanlah yang paling rugi nak. Sedangkan laki-laki itu selalu untung, apa pun kondisinya.”
“Selalu????”
“Nanti kamu akan paham sendiri.”
“Jadi saya ga boleh pacaran Wak?”
“Hahaha. Kalau uda terlanjur ya gimana lagi. Tapi kalau bisa gausa dulu. Lebih baik kamu sekolah dulu bener-bener. Sukseskan sekolahmu, trus anjak karirmu. Biar yang suka sama kamu juga Lelaki yang sederajat, punya uang sendiri, dan yang bertanggungjawab. Masalah jodoh mah, halaaah! Kalau kamu uda sukses, yang nyamperin banyak, terus... kaya kaya lagi. Buat apa mau jadi pacar orang yang pribadinya masih kere.”
“Hahahaha Uwak ini.. mantap mantap!”
“Apalagi  fisik kamu ada, wajah cantik. Ideal lah jadi inceran.”
“Hahaha Uwak ini bisa saja.”
“ Apalagi nak? Tinggal dilengkapi aja dengan prestasi. Masalah Laki-laki gausa dipikirin. Datang sendiri nanti itu, apalagi ketika kamu sukses nanti. Tinggal pilih aja yang paling kaya hahahaha.”
“Hahaha iya juga ya Wak ya.. kalau fokus study sekarang, sukses kemudian, yang dateng pun yang berkualitas. Bener bener bener!!”
“Haha bagus lah kalau sadar. Oya ini belok mana nak?”
“Oh ehh belok kanan Wak, iya itu Ambassy Residence....”
Anne pun tiba dirumahnya tepat pukul 16:00 WIB. Tak lupa, Anne membayar ongkos dan berterima kasih kepada Uwak asing yang sudah memberikan gambaran yang tak akan dilupakannya. “Sungguh betapa baiknya Uwak itu.” batin Anne. Dia pun memasuki rumah dengan senyum yang mengembang.  


Bagaimana? Sudah ketemu Ladies?
Semoga kita semakin cerdas ya ladies dan tak galau galau wae
Bagaimana gentlemen, ada yang ingin menyangkal? Menambahkan? Sok atuh, comment wae:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar