Visitors

Minggu, 29 Maret 2015

Produk Domestik Regional Bruto di Indonesia

foto: kabar24.bisnis.com
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah yang disajikan berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan 2000 dalam nilai rupiah atau persentase.

Apa itu PDB?
Sebuah nilai pasar terhadap semua jenis barang maupun jasa yang diproduksi suatu negara dalam jangka waktu atau periode tertentu. Kita dapat menghitung pendapatan nasional dengan metode PDB ini.

Apa itu produk domestik?
Merupakan barang atau jasa yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada di wiliyah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor-faktor produksinya berasal atau milik penduduk wilayah tersebut.

Jumlah PDRB setiap provinsi di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Ada yang meningkat tajam, ada yang meningkat cukup stabil, ada uga yang meningkat tapi selisih dari besarnya tingkatan tersebut fluktuatif.
Berdasarkan tabel  Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi (ribu rupiah)  pada situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia (bps.go.id), dapat kita ambil kesimpulan seperti ini:

PDRB tertinggi.
1. DKI Jakarta.
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 43.159,94 ; 2012 sebesar 45.509,95 dan 2013 sebesar 47.774,70
2. Kepulauan Riau
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 24057,57 ; 2012 sebesar 24.909,74 dan 2013 sebesar 25.665,05
3. Klimantan Timur
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 20.447,80 ; 2012 sebesar 22.147,59  dan 2013 sebesar 22.698,16

PDRB terendah.
1. NTT
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 2.767,46 ; 2012 sebesar 2.867,82 dan 2013 sebesar 2.976,62
2. Maluku
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 2.861,72 ; 2012 sebesar 3.029,70 dan 2013 sebesar 3.128,99
3. Gorontalo
    Dengan PDRB tahun 2011 sebesar 2.956,50 ; 2012 sebesar 3.132,33 dan 2013 sebesar 3.321,11




sumber : bps.go.id

Kamis, 12 Maret 2015

Beb? Dia Bercanda atau Emang Ada Maksud ya?


sumber: maroonweekly.com


Kita teman baik. Suka bercanda, curhat, saling ejek, tapi kok.. tiba-tiba dia memanggil ku dengan sebutan beb?”



          Hal ini lumrah terjadi di kehidupan persahabatan beda gender. Banyak dari kita suka langsung mikir keras, baper, karena doi manggil kita dengan sebutan “beb”. Saya tahu, cukup paham, sebagian besar dari kita emang suka bercanda dengan memanggil teman dekat kita “beb” tanpa maksud apa-apa. Saya yakin kita semua bisa membedakan apakah dia serius atau hanya sekedar.



“Tapi apa benar semua orang emang melakukan itu atas dasar iseng? Bagaimana jika dia mempunyai maksud? Kan kami teman dekat, mungkin saja sahabat jadi cinta?”



          Well, itu bisa dilihat dari Apa yang terjadi selanjutnya. Apakah dia men-set kan kondisi pertemanan Anda berdua mengarah kesana, atau dia tidak melakukan tindakan apa-apa. Readers, watch out! Jangan baper dulu! Analisa!



Saya coba kasih satu pandangan.



Why did he call me “beb” ?


Tanpa aku sadari. Aku telah melakukan hal ini kepada seorang teman baik. Katakan saja A. Aku memanggil nya dengan sebutan “beb”. Tiba – tiba aku sadar. Kenapa dengan gampangnya aku memanggil A dengan sebutan beb tanpa memikirkan dampaknya atau bagaimana perasaan A.

Sebagai pelaku, ini pandangan ku:


“Ingin sekali rasanya memanggil doi dengan sebutan beb, tapi karena satu dan lain hal itu mustahil untuk dilakukan. Jadi aku melampiaskan kepada seseorang yang menurutku aman bila kulontarkan ini. Aku rasa bukan masalah memanggil A dengan sebutan itu. Dia tidak akan menganggap ini serius atau semacam kode. Aku rasa aman saja, tidak akan ada hati yang terluka karena berharap ini serius. Intinya, dia mengenalku dan aku rasa dia tidak akan menganggap ini serius.”


Sebagai korban, ini pandangan A:


Model 1. A = Mengerti
Aku : apa anggapan mu ketika aku kadang2 memanggilmu dengan sebutan beb atau semacamnya?

A: biasa aja. Sesama gila udah biasa kaya gitu.

"Dan apa yang A bilang itu lah yang ada dipikiran aku dan aku harap juga begitu."
Sesungguhnya, jika target iseng kita adalah type ini, tidak apa-apa. Nah yang susah jika type nya seperti model 2. 


Model 2. A = Mulai Bingung
A: Kok dia manggil aku beb ya? Yaa bisa aja sih dia iseng,tapi kan ya masa dia ngomongnya serius gitu... Duh, jangan jangan...

Dominan dari kita adalah type 2. Biasanya yang mengalami type 2 ini adalah mereka-mereka yang diam-diam tertarik dengan teman dekatnya itu. Ya paling tidak, mereka menganggap teman dekat mereka itu mempunyai potensi untuk naik ke level selanjutnya. haha. 


Yang jadi masalah adalah, ketika dia hanya iseng, dan kita mulai baper? Ya ga readers?

Kesimpulannya, belum tentu teman dekat Anda yang tiba-tiba memanggil Anda dengan panggilan sayang sebagaimana panggilan sayang orang pacaran mempunyai maksud demikian. Bisa saja mereka hanya iseng, kesepian, bosan, dan banyak alasan lainnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan, mereka mempunyai maksud lain. Bukan kah memanggil Anda dengan sebutan manis itu merupakan salah satu bentuk flirtingBisa saja teman dekat Anda tersebut sengaja menggoda untuk melihat reaksi Anda! Apalagi Anda dan dia berteman baik yang dimana sulit untuk mengubah status "teman baik" menjadi "gebetan" dan kemudian "pacar" bukan? Anda mengerti? Sulit mengubah Sahabat jadi Cinta, bukan?

Intinya, Anda tidak perlu uring-uringan memikirkan maksud si doi. Yang perlu Anda lakukan adalah menentukan sikap Anda. Jika Anda tidak tertarik padanya, arahkan percakapan tersebut sebagaimana bercandaan dan Anda tidak perlu menerka maksud doi, kan Anda tidak tertarik?   Tetapi, jika Anda tertarik kepadanya, berhati-hatilah. Jangan biarkan Anda berharap duluan sebelum ada kepastian. Pastikan langkah apa yang doi ambil, apakah dia perlahan mengubah "atmosphere status" diantara kalian berdua atau dia malah tidak melangkah maju. Buka mata Anda lebar-lebar. Ikat hati Anda supaya hati Anda tidak mudah terbang sehingga logika Anda lumpuh readers!  



Yah, Kenapa? Udah ngarep duluan ya? Kasian. HAHAHAHA.