 |
sumber: maroonweekly.com |
“Kita teman baik. Suka bercanda,
curhat, saling ejek, tapi kok.. tiba-tiba dia memanggil ku dengan sebutan beb?”
Hal ini lumrah terjadi di kehidupan
persahabatan beda gender. Banyak dari kita suka langsung mikir keras, baper,
karena doi manggil kita dengan sebutan “beb”. Saya tahu, cukup paham, sebagian
besar dari kita emang suka bercanda dengan memanggil teman dekat kita “beb”
tanpa maksud apa-apa. Saya yakin kita semua bisa membedakan apakah dia serius
atau hanya sekedar.
“Tapi apa benar semua orang emang
melakukan itu atas dasar iseng? Bagaimana jika dia mempunyai maksud? Kan kami
teman dekat, mungkin saja sahabat jadi cinta?”
Well, itu bisa dilihat dari Apa
yang terjadi selanjutnya. Apakah dia men-set kan kondisi pertemanan Anda
berdua mengarah kesana, atau dia tidak melakukan tindakan apa-apa. Readers,
watch out! Jangan baper dulu! Analisa!
Saya coba
kasih satu pandangan.
Why did
he call me “beb” ?
Tanpa aku sadari. Aku telah melakukan hal ini kepada seorang
teman baik. Katakan saja A. Aku memanggil nya dengan sebutan “beb”. Tiba – tiba
aku sadar. Kenapa dengan gampangnya aku memanggil A dengan sebutan beb tanpa
memikirkan dampaknya atau bagaimana perasaan A.
Sebagai pelaku, ini pandangan ku:
“Ingin sekali rasanya memanggil doi dengan sebutan beb, tapi karena satu dan lain hal itu mustahil untuk dilakukan. Jadi aku melampiaskan kepada seseorang yang menurutku aman bila
kulontarkan ini. Aku rasa bukan masalah memanggil A dengan sebutan itu. Dia
tidak akan menganggap ini serius atau semacam kode.
Aku rasa aman saja, tidak akan ada hati yang terluka karena berharap ini serius.
Intinya, dia mengenalku dan aku rasa dia tidak akan menganggap ini serius.”
Sebagai korban, ini pandangan A:
Model 1. A = Mengerti
Aku : apa anggapan mu ketika aku kadang2 memanggilmu dengan
sebutan beb atau semacamnya?
A: biasa aja. Sesama gila udah biasa kaya gitu.
"Dan apa yang A bilang itu lah yang ada dipikiran aku dan aku
harap juga begitu."
Sesungguhnya, jika target iseng kita adalah type ini, tidak apa-apa. Nah yang susah jika type nya seperti model 2.
Model 2. A = Mulai Bingung
A: Kok dia manggil aku beb ya? Yaa bisa aja sih dia iseng,tapi kan ya masa dia ngomongnya serius gitu... Duh, jangan jangan...
Dominan dari kita adalah type 2. Biasanya yang mengalami type 2 ini adalah mereka-mereka yang diam-diam tertarik dengan teman dekatnya itu. Ya paling tidak, mereka menganggap teman dekat mereka itu mempunyai potensi untuk naik ke level selanjutnya. haha.
Yang jadi masalah adalah, ketika dia hanya iseng, dan kita mulai baper? Ya ga readers?
Kesimpulannya, belum tentu teman dekat Anda yang tiba-tiba memanggil Anda dengan panggilan sayang sebagaimana panggilan sayang orang pacaran mempunyai maksud demikian. Bisa saja mereka hanya iseng, kesepian, bosan, dan banyak alasan lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan, mereka mempunyai maksud lain. Bukan kah memanggil Anda dengan sebutan manis itu merupakan salah satu bentuk flirting? Bisa saja teman dekat Anda tersebut sengaja menggoda untuk melihat reaksi Anda! Apalagi Anda dan dia berteman baik yang dimana sulit untuk mengubah status "teman baik" menjadi "gebetan" dan kemudian "pacar" bukan? Anda mengerti? Sulit mengubah Sahabat jadi Cinta, bukan?
Intinya, Anda tidak perlu uring-uringan memikirkan maksud si doi. Yang perlu Anda lakukan adalah menentukan sikap Anda. Jika Anda tidak tertarik padanya, arahkan percakapan tersebut sebagaimana bercandaan dan Anda tidak perlu menerka maksud doi, kan Anda tidak tertarik? Tetapi, jika Anda tertarik kepadanya, berhati-hatilah. Jangan biarkan Anda berharap duluan sebelum ada kepastian. Pastikan langkah apa yang doi ambil, apakah dia perlahan mengubah "atmosphere status" diantara kalian berdua atau dia malah tidak melangkah maju. Buka mata Anda lebar-lebar. Ikat hati Anda supaya hati Anda tidak mudah terbang sehingga logika Anda lumpuh readers!
Yah, Kenapa? Udah ngarep duluan ya?
Kasian. HAHAHAHA.