Apa sih akuntansi itu?
Akuntansi atau accounting adalah suatu
sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan
peristiwa – peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang
berkepentingan.
Siapa pengguna data akuntansi?
Informasi yang dibutuhkan oleh seorang
pengguna informasi keuangan akan bergantung pada jenis – jenis keputusan yang
dibuat oleh pengguna tersebut. Perbedaan dalam pengambilan keputusan membagi
para pengguna informasi keuangan menjadi
2 kelompok besar: pengguna internal dan eksternal.
Pengguna Internal
Pengguna internal
informasi akuntansi adalah para manajer yang merencanakan, mengorganisasi, dan
mengelola suatu bisnis. Mereka antara lain adalah manajer pemasaran, supervisor
produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan.
Pengguna Eksternal
Pengguna eksternal
informasi akuntansi adalah orang – orang yang secara tak langsung berpengaruh
pada kegiatan ekonomi perusahaan tersebut. Mereka diantaranya adalah investor,
kreditor, badan perpajakan, badan – badan pembuat peraturan, pelanggan,
perencana ekonomi, dan serikat pekerja.
Apa sih fungsi dari akuntansi itu sendiri?
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat
posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi
dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan
sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
Adakah prinsip – prinsip tertentu di dalam akuntansi?
Ada 5 prinsip dasar akuntansi yang harus Anda
tahu dan pahami, yaitu:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP (generally
accepted accounting principles) mewajibkan sebagian besar aktiva dan
kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal ini
seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya
harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud
dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah
pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam
transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat
terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut
aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang
penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition
Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk
harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang
dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya
yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya
pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat
ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga
timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan.
Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi
selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan prinsip
ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang
tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk
mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum
tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini
diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya
biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti
biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai
hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah
dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat
dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam
pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap
akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan
keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu
pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih
akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak
dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk
mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode,
maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan
harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan
terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah
menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang
disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode
dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan
semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
• Catatan kaki/footnote.
• Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di
bawah
elemen yang
bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening
tertentu.
• Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
• Prinsip akuntansi yang digunakan.
• Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip
akuntansi,
taksiran-taksiran,
kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi
kesalahan. Catatan kaki
ini juga menunjukkan perlakuan terhadap
perubahan-perubahan
tersebut, apakah dengan cara kumulatif,
retroaktif, dan
lain-lain.
• Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
• Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar
saham
dan lain-lain.
• Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya,
adanya
option atau warrant
untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan
yang dibuat sebagai
lampiran laporan keuangan biasanya digunakan
untuk menunjukkan
perhitungan-perhitungan detail yang mendukung
suatu jumlah tertentu,
atau menunjukkan informasi-informasi keuangan
berdasarkan indeks harga
(price level adjustment).
Kieso, donald.2005.Accounting Principles,7th Edition,Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar